Pentingnya Edukasi Penanggulangan Bencana Bagi Penyandang Disabilitas dan OYPMK
olah disain di Canva oleh Saepullah |
Tak bisa dipungkiri memang, Indonesia itu sering banget yang
Namanya bencana. Bahkan, baru-baru ini terdapat bencana alam berupa gempa bumi yang
menimpa saudara kita di Cianjur. Kondisi ini perlu diantisipasi dan perlu
penanganan yang serius. Bukan saja bagi yang normal, bahkan saudara kita penyandang
disabilitas dan OYPMK juga perlu penanganan yang serius tersebut.
Terasa miris jika hanya memikirkan saudara kita tanpa ada
ilmu yang lebih terkait hal tersebut. Akhirnya, pada Rabu, 29 November 2022
terdapat suatu webinar menarik terkait hal tersebut. Disiarkan langsung oleh
Ruang Publik KBR melalui live streaming secara online di kanal Youtube Berita
KBR. Pada saat itu, dihadiri oleh Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB yaitu
Bapak Drs. Pangarso Suryotomo dan juga Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan
Kusta (PELITA) yaitu Mas Bejo Riyanto.
Pada saat live streaming tersebut Mas Bejo menceritakan
sebuah pengalaman dari dirinya yang juga disabilitas yang pernah terdampak
bencana. Mas Bejo adalah seorang disabilitas, daksa tangan, sejak lahir. Mas
Bejo sendiri bertempat tinggal di Bantul. Sebagaimana yang kita ketahui bersama
Bantul pernah terjadi bencana gempa bumi di tahun 2006.
Mas Bejo menceritakan bahwa jika dalam kondisi bencana baik
disabilitas maupun orang yang hidup normal, di masyarakat selalu saja ada
kekalutan dan kebingungan untuk bisa berbuat apa. Bingung mau kemana. Bingung
harus berbuat apa. Hingga Bingung tempat berteduh. Mas Bejo juga akhirnya
mengambil sebuah inisiatif untuk perlindungan dirinya untuk tidak menutup
pintu. Jadi jika bencana gempa hadir di kala itu Mas Bejo bisa cepat untuk pergi
jika bencana gempa hadir.
Namun, sebuah kondisi persiapan dengan real selalu berbeda. Dengan
kekalutan dan kebingungan akhirnya yang terjadi adalah ketika gempa hadir,
justru Mas Bejo menutup pintunya dan segera mengunci pintunya. Ini juga yang
terkadang banyak dialami oleh orang umum.
Sebuah kisah yang menarik dari Mas Bejo untuk dijadikan pelajaran
berharga untuk kita semua nih. Setiap Bencana hadir tak diundang, jadi harus
siap dan mawas diri ketika ada bencana gempa hadir. Mas Bejo juga menyarankan
jika gempa terjadi bisa saja berlindung di bawah meja atau bahkan berada di
dekat pintu keluar untuk segera keluar untuk lebih aman.
PERLUNYA MITIGASI BENCANA
Sebagaimana halnya kondisi bencana, mitigasi bencana juga
diperlukan. Mitigasi itu lebih kepada pengurangan resiko hingga dampak yang
ditimbulklan oleh/akibat bencana. Dalam hal ini mitigasi bencana bisa berupa
korban jiwa, kerugian ekonomi hingga kerugian lainnya bagi korban.
Pada saat live streaming ini bermanfaat banget bagi penonton
yang hadir. Karena ada pakarnya yang hadir yaitu Direktur Direktorat
Kesiapsiagaan BNPB, Bapak Drs Pangarso Suryotomo (akrab disapa Pak Papang). Pak
Papang pun menuturkan tentang mitigasi pada umumnya juga untuk penyandang
disabilitas dan OPYMK nih.
Menurut Pak Papang perlu banget tuh kesiapsiagaan terhadap
bencana. Ada beberapa tujuan mitigasi bencana yaitu: Meminimalisir resiko
bencana, sebagai pedoman pemerintah dalam perencanaan pembangunan, meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang resiko bencana, dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam menghadapi bencana.
Dalam keterkaitan mitigasi terhadap penyandang disabilitas
dan OYPMK ini ternyata pemerintah sudah memiliki sebuah aturan yang tertuang
dalam peraturan Perka (Peraturan Kepala) BNPB No. 14/2014 tentang Penanganan,
Perlindungan dan Partisipasi Penyandang Disabilitas dalam Penanggulangan
Bencana.
Disebutkan oleh Pak Papang bahwa dalam Perka tersebut
disabilitas memiliki tiga hal yaitu pertolongan, partisipasi, dan
perlindungan. Dalam hal pertolongan
tentu saja disabilitas memiliki hak untuk ditolong. Setelah adanya pertolongan
disabilitas juga memiliki kewenangan untuk berpartisipasi. Tentu saja yang
terakhir bahwa disabilitas juga memiliki hak perlindungan dari pemerintah.
Dalam keterkaitan mitigasi bencana untuk disabilitas,
akhirnya disabilitas juga punya hak yang sama untuk menerima bantuan. Namun,
terkadang ada beberapa data yang tidak valid dari saudara disabilitas dalam hal
ini.
Nah, dalam kasus yang disebutkan oleh Pak Papang, ternyata
Mas Bejo memiliki kasus yang sama yaitu tidak mendapatkan edukasi mitigasi
bencana yang baik. Sehingga menjadi catatan bersama untuk menguatkan diri kita
dan juga penyandang disabilitas untuk edukasi bencana khususnya dalam hal
mitigasi penting adanya. Andai saja dahulu Mas Bejo sudah mendapatkan edukasi
yang baik, maka Mas Bejo juga tidak merasakan kebingungan yang berlebih.
Nah, edukasi itu memang penting banget pastinya. So, jangan
bosan untuk bisa membaca dan menelaah yang bermanfaat di dunia maya, yaa.. Semoga
bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar