Luka Berbalas Cahaya pada Kisah dalam Buku Trip to Forgive
Seorang anak adalah anugerah dari Allah SWT. Anak juga
menjadi penyejuk hati bagi orang tua. Anak juga perlu adanya bimbingan yang pas
untuk menemukan jalan yang benar. Bahkan, anak juga perlu mengetahui mana yang
benar dan mana yang tidak benar. Itulah, peran orang tua dalam pengasuhan untuk
mengajarkan kepada sang anak.
Berbicara tentang pengasuhan pada anak, memang tidaklah
mudah. Juga tidaklah sulit. Pola pengasuhan orang tua kepada sang anak,
terkadang terbawa akan kisah masa lalu nan kelam dari orang tua. Akankah sang
anak mengakibatkan pola pengasuhan yang sama?
Tentu tidaklah benar jug ajika sang anak harus diberikan
pola pengasuhan yang mirip dan sama terjadi seperti orang tua. Justru harus ada
pembedaan, dan berikan yang terbaik untuk anak. Pola pengasuhan perlu
dibenarkan.
Benar saja, terbersit akan sebuah buku berjudul “Trip to
Forgive : Perjalanan Perempuan Menemukan Cahaya di Balik Luka”. Membaca buku
ini sangat memberikan pengalaman yang berbeda. Ada 23 perempuan (boleh saya katakana
hebat) dalam menulis kisah nyatanya untuk menjadi pelajaran untuk semua.
The Diah panggilan
akrab dari Diah Mahmudah, seorang pemrakarsa awal dari buku ini memberikan
tugas kepada Mbak Rena, Mbak Anggi dan Mbak Esti sebagai PJ dalam antologi buku
yang jumlah halamannya sebanyak 260. Itu diutarakan oleh PJ antologi pada Sekapur
Sirih di bagian awal buku. Kisah awal dari buku tercetus dari The Diah setelah
berlangsungnya Seminar Membasuh Luka Pengasuhan.
Buku ini memang dimaksudkan untuk bisa memberikan insight
yang lebih baik kepada pembaca. Penulis buku ini juga diberikan arahan oleh The
Diah untuk bisa terdapat cahaya di balik luka pengasuhan yang diterima oleh
para penulis di masa silam. Bernas. Buku ini memang memberikan sesuatu yang
beda. BUku ini bukan saja memperbaiki pola pengasuhan orang tua kepada sang
anak. Namun, di balik itu juga, buku ini memberikan insigh agar bisa memaafkan
orang tua atas didikan yang salah di masa silam.
Buku ini akankah hanya untuk perempuan saja??? Tentu saja,
buku ini juga bisa dibaca oleh siapapun saja. Suami-istri boleh membaca secara
bersama-sama. Pria-wanita juga boleh membaca buku ini. Bahkan buku ini juga bisa
menjadi bahan awal bagi pasangan jika diberi karunia anak-anak dalam
pengasuhannya kelak.
Saya ingin memberikan pendapat saya terkait buku ini. Mulai
dari kover buku ini dengan warna yang ngejreng dan disain seorang wanita dengan
hiasa Bungan di kepala dipenuhi kupu-kupu beterbangan dan daun berjatuhan. Ini
seolah memberikan kesan sesuai isi buku bahwa luka tidak harus dibalas luka.
Namun, luka bisa saja dibalas dengan cahaya.
Tiap lembar buku ini juga memberikan kesan penuh warna. Ini
sepertinya memberikan pertanda agar pembaca bisa lebih berwarna setelah
membacanya. Bahkan jenis tulisan dan juga ukuran tulisan juga bervariasi pada
setiap lembarnya. Buku yang benar berkonsep dan enak dipandang.
Karena konsep dari buku ini berupa antologi kisah nyata, dan
ide utama dari seorang Psikolog tentu buku ini memang dipersembahkan dalam
rangka perbaikan untuk diri. Dan membaca buku ini ternyata ada sebuah kisah
membangun rumah tangga, pengasuhan anak, juga memberikan cahaya cinta.
Saya tertarik dengan konsep buku yang terbit di bulan November 2020 ini bukan saja tentang
cerita dan insightnya, namun ada juga berupa puisi dan syair yang menarik untuk
dibaca dan terdapat insightnya pula. Di akhir buku terdapat sebuah pencerahan
berupa 3 langkah menemukan inner peace
yaitu Takiyatun Nafs, Ubah Fokus, dan Positive Action.
Dan benar saja di akhir buku ini terdapat refleksi setelah
membaca buku ini. Refleksinya bentuk apa? Silakan baca sendiri deh #eh. Yang
jelas buku ini sangat bermanfaat untuk bisa salilng memperbaiki diri dan memaafkan
orang lain.
Jika tertarik akan buku ini bisa juga dipesan melalui tim
MLP Support Group melalui no. HP 081574282922 (mbak Putri). Selain membaca
bukunya, ada juga lho program lainnya dari MLP ini yaitu seminar, workshop,
trainer for trainer, dan konsultasi pribadi.
Komentar
Posting Komentar