Seberapa Greget Tantangan Revolusi 4.0 !
Mbak Fatmasari (dokpri) |
Berbicara Revolusi 4.0 ini, sebenarnya saya sudah lama greget untuk kepo-in. Apalagi dengan sebuah profesi seorang guru, misalnya, tantangan 4.0 memang harus dihadapi dan dijalani dengan sebaiknya. Bahkan, bagi masyarakat umum, tantangan 4.0 ini juga harus dijalani dengan sebaiknya dan perlu dikuasai untuk dapat bertahan dalam kondisi kekinian. Eaaa...
Nah, seberapa greget sih 4.0 itu?
Di hari Sabtu, 4 Mei 2019 yang lalu, saya sempat menghadiri sebuah gathering ke kantor Tau dari Blogger (disingkat: TdB). Gathering tersebut membicarakan tentang tantangan 4.0 dengan pembicara keren yaitu mbak Fatmasari, seorang Senior Consultant dari The Srategiest.
Kondisi cuaca yang cukup panas menyengat di Tangerang Selatan tersebut, tepatnya di Bintaro Trade Centre (BTC) gathering pun berlangsung. Membicarakan revolusi industri 4.0 ini sebenarnya merupakan sebuah perluasan dan pembaharuan dari industri 1.0, 2.0, dan 3.0. Menurut Mbak Fatmasari, Revolusi Industri 4.0 merupakan integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di sebuah industri. Artinya bahwa semua proses produksi ditopang dengan internet.
Dahulu dikenal yang namanya mesin tik, lalu mengalami perubahan menjadi komputer yang sebesar satu ruangan rumah, lalu berevolusi kembali menjadi komputer dengan layar 14 inchi, terus berganti lagi menjadi layar datar untuk komputer, dan lahir kembali dengan adanya laptop, bahkan hingga kepada multifungsi bernama tab yang kecil. Begitupun dengan media komunikasi di awali dengan telepon, terus lahir sebuah telepon genggam, hingga lahirnya sebuah telepon cerdas (istilahnya smartphone). Bukan hanya itu sebenarnya, masih ada pula perubahan yang namanya mengirim surat melalui pos, hingga kepada mengirim surat melalui sms. Betapa begitu cepatnya sampai sebuah informasi dengan adanya dunia internet dan jaringan provider ini.
Nah, perubahan yang ada tersebut tentu saja berkaitan erat dengan kebermanfaatan yang ada pada alat-alat tersebut. Lalu, seberapa greget alat-alat tersebut untuk digunakan pada industri 4.0?
Tentu saja donk, perubahan dari handphone yang hanya bisa untuk menelpon dan mengirim/menerima sebuah pesan beralih kepada pemberdayaan kepada handphone dengan kegunaan untuk foto maupun video. Eits, lebih kerennya lagi yaitu adanya sebuah inovasi untuk mempercantik hasil gambar dengan smartphone tersebut. Sanggupkah untuk hal tersebut? Harus sanggup donk, masa punya handphone yang bisa digunakan untuk hal tersebut malah tidak digunakan. Dzolim itu namanya.. eeaaaa.....
Oke, ada sebuah cerita seru nih tentang peralihan ke 4.0. Siapa sih yang tidak kenal dengan Ria Ricis, atau Raditya Dika. Ria Ricis memiliki kekurangan dari sebuah akademik di sekolah dibanding kakak-kakaknya yaitu yang para jebolan UI. Namun, dalam hal bertahan hidup, Ria Ricis mencoba peralihan dengan menggunakan otaknya dengan aktif bermain instagram. Ria Ricis bermain dengan sebuah squishy nya. Konten yang sederhana dengan gaya kelucuan dalam bermain squishy diunggah di instagram hingga berlanjut kepada youtube nya. Walhasil, banyak orang tertarik dengan konten yang dibuat oleh Ria Ricis tersebut. Nah, begitupun dengan Raditya Dika yang juga mengawali dalam menulis sebuah blog hingga kepada youtube.
Dan lebih luar biasanya yaitu Ria Ricis dan Raditya Dika bisa menghasilkan uang dengan lebih banyak dibanding para pekerja kantoran. Nah, itulah yang dimaksud dengan 4.0 bahwa dalam hidup era sekarang, tidak melulu harus bekerja di kantoran dalam mendapat penghasilan. Dimanapun pekerjaannya asalkan tidak bertentangan dengan yang digariskan oleh Tuhan itu bisa dijalankan.
Mbak Fatmasari yang juga selaku konsultan tersebut pun memberikan sebuah resep bahwa dalam hal mencari penghasilan selain menggunakan dan memperdayagunakan segala kemampuan, namun perlu yang namanya bahagia. Apa? Bahagia? Tentu saja, kebahagiaan yag terpatri dalam hidup akan memudahkan diri dalam menjalankannya. Misalkan yang seperti dijelaskan sebelumnya terkait ria Ricis bahwa kebahagiaannya dalam memainkan squishy dengan gayanya yang unik, sehingga bisa mendatangkan rezeki yang berlimpah. Udah tahu donk, penghasilan Ria Ricis sebulan mencapai puluhan juta. Great! Momentum belajar di kantor TdB itu pulalah akhirnya saya menemukan yang namanya kebahagiaan dalam mencari sebuah nafkah untuk kehidupan.
Kembali Mbak Fatmasari pun memberikan sebuah persiapan agar Revolusi 4.0 semakin greget, yaitu:
Technology
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa dalam hal teknologi tentu saja, dengan revolusi 4.0 ini memperbaiki teknologi sebelumnya. Segala kekurangan yang ada pada generasi teknologi sebelumnya diperbaharui dan teknologi 4.0 ini menjadi solusinya. Kecanggihan yang ada pada 4.0 ini haruslah diimbangi dengan pemanfaatan yang berdaya guna.
Beberapa contoh misalnya adanya ojek online yang memperbarui ojek masa silam. Dengan adanya smartphone tentu memperbaiki handphone yang hanya bisa untuk telepon dan sms saja. Melainkan smartphone bisa digunakan lebih banyak dari itu. Misalnya penggunaan aplikasi yang bisa lebih mempermudah dalam mengakses informasi dan juga membantu akan kebutuhan sehari-hari sesuai dengan yang dibuthkan tentu saja.
Intinya sih, dengan adanya teknologi pada revolusi 4.0 ini kita harus bisa beradaptasi dengan teknologi yang ada untuk memudahkan kehidupan, baik dalam mencari rezeki maupun dalam mempermudah akses tertentu juga.
Winning Mindset
Winning Mindset diartikan secara bahasa Indonesia yaitu sebagai pemikiran pemenang. Hal ini bermaksud yaitu segala yang dilakukan harus memiliki nilai juang sebagai pemenang. Bermentalkan sebagai seorang pemenang.
Mbak Fatmasari memberikan motivasi kepada pesera dalam hal ini yaitu agar dalam hal kehidupan selalu mempunyai nilai juang sebagai pemenang.Istilahnya dalam suatu perjuangan, misalnya dalam menjual suatu produk. Kita memiliki sebuah produk dengan harga belinya lebih mahal dibanding dengan toko sebelah yang memiliki harga belinya lebih murah. Bukan hanya itu, kita memiliki sewa toko yang lebih mahal dibanding dengan toko sebelah pula. Maka akankah harga jual produk barang kita harus lebih murah dibanding dengan toko sebelah?
Jika dihadapkan dengan kondisi tersebut, maka Mbak Fatmasari lebih mengetengahkan bahwa kita harus tetap menjual dengan harga selayaknya untuk mendapatkan keuntungan. Pelayanan yang lebihnya yaitu kita berikan sebuah senyuman dan tetap mengetengahkan sopan santun kepada pembeli produk.
Walhasil, meskipun harga mahal namun pelayanan lebih besar, maka para pembeli akan lebih membeli produk yang dipasarkan oleh kita dibanding toko sebelah. Nah, dalam hal inilah kelemahan bangsa Indonesia yang seharusnya sudah dicirikan oleh nenek moyang mulai luntur. Seharusnya pelayanan tatakrama dan budi pekerti yang baik tetap terciri pada diri seseorang pada era revolusi 4.0 ini.
Meskipun banyak menggunakan digitalisasi namun budaya ketimuran jangan sampai hilang.
Ditambah lagi dengan maraknya digitalisasi sebagai contoh Ria Ricis menghadapi para followernya baik yang pro maupun kontra tetap dengan menggunakan kesantunan. Ria Ricis pun mengambil alih dengan menggunakan mental sebagai pemenang yaitu dengan memberikan sebuah konten yang baik tentunya. Segala kritikan dalam hidup pastilah ada, dan hadapilah kritikan dengan senyuman dan kepala dingin, eaaa..... dan dari kritikan justru kita cari sebuah peluang agar bisa meningkatkan rating penonton.
Spiritual Journey
Dalam hidup ini, yang namanya manusia pasti memiliki keimanan yang naik atau turun. Segala yang terjadi bisa diambil hikmah dan pembelajaran agar bisa lebih baik lagi. Jangan sampai dikala iman naik kita ujub yaitu dengan membanggakan ibadah yang dilakukan, dan saat iman turun kita semakin loyo dengan sebuah bullyan sehingga tidak bisa menstabilkan keimanan yang ada. Padahal, sudah selayaknya keimanan itu selalu stabil dalam hidup.
Sebuah nilai spiritual journey yaitu bukan saja kebahagiaan untuk diri sendiri. Namun, ada sebuah nilai sedekah dalam diri ini agar bisa menambah kebahagiaan. Seperti halnya yang terdapat dalam kitab suci AlQuran bahwa dala harta yang diperoleh masih ada harta untuk orang lain yang membutuhkan. Artinya bahwa senantiasa bersedekah untuk lebih membahagiakan diri dan juga orang lain. Yakinlah bahwa setiap sedekah yang ditunaikan akan bernilai ibadah pula tentunya.
Ada yang memiliki banyak harta namun hidupnya belum bahagia, begitupun sebaliknya, ada yang sedikit harta namun hidupnya lebih bahagia dibanding memiliki banyak harta. Disinilah perlu yang namanya daya juang untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan agar hidup terus merasakan kebahagiaan.
Be Patient
Yang terakhir menjadikan kita semakin greget dengan adanya revolusi 4.0 yaitu harus lebih bisa bersabar. Kemajuan teknologi dalam 4.0 juga harus diimbangi adanya daya juang, berdagang, etos belajar juga. Kondisi mudahnya media melalui media sosial tentu saja bisa menambah tambahan rezeki dengan menjadi buzzer, misalnya, namun kita juga harus bisa bersabar dengan kondisi saat ada haters yang menyerang.
Contoh lain bisa juga dilihat dari adanya kondisi pemilu 2019 dengan banyaknya bertebaran caleg yang mengusahakan untuk masuk ke dalam ajang sebagai anggota legislatif. Nah, kesabaran di sini diuji. Bahwasanya yang akan masuk menjadi wakil rakyat tentu saja sudah ada catatan dari Tuhan, makanya para caleg hanya berusaha dan mengupayakan bertemu masyarakat baik secara offline maupun secara online. Dan bersabar jika memang takdir dari Tuhan mengatakan belum saatnya menjadi wakil rakyat untuk duduk sebagai anggota DPR.
Beginilah Gregetnya Makan Siang dengan menu dari Ayam Geprek Mak Bete
Begitulah, gregetnya merasakan revolusi 4.0 yang terjadi saat ini. Waktu yang berjalan hingga matahari tepat berada di atas kepada pun menyertai. Namun, saya tetap sejuk donk, karena berada dalam ruangan kantor TdB yang memiliki suhu ruang yang dingin. Dan seketika rasa lapar pun menyertai. Sebuah kenikmatan pun menghampiri dengan hadirnya Ayam Geprek Mak Bete.
Keunggulan Ayam Geprek MakBete yang memberikan rasa dahaga untuk tidak lapar pun hilang saat menikmatinya. Perpaduan nasi, timun, dan ayam+sambal di atasnya menjadikan perpaduan unik menunjang revolusi 4.0. Namanya yang unik sejajar dengan sebuah kebutuhan kondisi kekinian. Ditambah rasa sambal yang saya cicipi yaitu rasa sambal pedas manis membuat saya keasyikan dan ingin nambah namun rasa malu menghampiri. (Ups, gak usah diumbar ya..). Untuk sambal karena saya tidak suka pedas maka saya milih rasa sambal tersebut, namun jika ingin lebih pedas bisa memilih rasa sambal bawang ataupun sambal matah yang lebih terasa hot untuk pedasnya.
Ayam Geprek Mak Bete Sambal Manis Pedas (dokpri) |
Selidik punya selidik, makanan yang menggunakan teknologi dalam revolusi 4.0 sebagai media pemasaran yaitu melalui media sosial instagram bisa dikunjungi deh di akunnya @ayamgeprekmakbete. Sangatlah beruntung ya.. dengan adanya pemanfaatan revolusi 4.0. Dan yang perlu kamu ketahui juga nih ya, ayam gepreknya ini tidak digeprek seperti yang lainnya, disiniah keunikan ayam gepreknya dengan bertabur sambal di atasnya seperti toping di atas donat deh, hehehe.. Eits, harganya pun cukup terjangkau loh, yaitu hanya Rp. 15.000,- loh..
Nah, rasa kenyang pun terasa nikmatnya. Kembali rasa greget yang saya rasakan masih menimpa, yaitu dengan adanya sebuah kontribusi tentunya. Rasa bersinergi dari adanya revolusi 4.0. Begitu pula yang ingin dijalankan oleh TdB yaitu saling bersinergi selalu kepada siapapun jenjang profesinya.
Nah, sudah semakin semangat donk dengan adanya revolusi 4.0. Lalu bertambah greget donk untuk menikmati revolusi 4.0 dengan semaksimal mungkin.
Why not gitu loh..
Suasana yang Bikin Gregetnya Menikmati Materi Revolusi 4.0 (dokpri) |
Dulu Saya gak bisa bayangin berada di Masa teknologi maju. Ternyata teknologi maju memudahkan kerja manusia
BalasHapusAlhamdulillah saya pernah jadi bagian dr pengguna mesin tik dan sempet belajar steno juga. Sekarang juga alhamdulillah masih bisa update dgn teknologi digital hehe
BalasHapusTeknologi itu pada dasarnya akan mempermudah pekerjaan ya. Harus update nih dengan teknologi digital
BalasHapusLengkap sekali kak artikelnya.. Btw greget banget yaaa klo bahas tentang revolusi industri 4.0
BalasHapusmakasih sharingnya. walo aku dari generasi jadul, tapi kudu update apa yg lagi hits sekarang ini. sekaligus membaca peluang kerja buat anak2ku nanti. biar pada greget :D
BalasHapusPernah ada di dua zaman sebelum era techno dan sekarang ini sungguh bahagia rasanya. Poin-poinnya menarik nih, saya suka
BalasHapusTanpa sadar Kita sudah masuk ke Revolusi 4.0 ya. Tinggal memaksimalkan potensi diri supaya tidak ketinggalan
BalasHapusmemang bener ya mendidik anak itu sesuai zamannya, bukan sesuai zaman kita, lirik anak saya disebelah ^_^ , btw mba itu ayamnya sungguh membuat bikin lapar lagi hihi
BalasHapusSekarang udah masuk industri 4.0 sih ya jadi mau ga mau semua harus belajar dan siap sm industri 4.0 ini.
BalasHapusHarus siap dan banyk belajar neh aku untuk masuk ke industri 4.0
BalasHapusAda ayam geprek nya itu kok bikin penasaran yah mau icip
BalasHapusSaya mengalami dari mesin tik, komputer hitam putih, komputer warna, sampai pakai laptop hehehe.
BalasHapusDan begitulah perubahan, Mbak. Saya yakin akan membantu kita. Jadi harus manfaatkan sebaik-baiknya.
Semangat sekaligus deg-degan menghadapi revolusi 4.0. Semoga saya bis amengikuti perkembangan zaman :)
BalasHapusBerarti mau ga mau kita harus siap menghadapi revolusi 4.0. Ya kan.
BalasHapusSaat ini kita dituntut lebih kreatif lagi ya, agar mampu bersaing dengan kemajuan zaman. Teknologi lahir selalu untuk memudahkan kehidupan manusia. Generasi jadul maupun generasi masa kini, agar hidup lebih sejahtera harus bisa memanfaatkannya
BalasHapusTernyata kita harus maju dan teknologi makin canggih kan
BalasHapusBonus demografi ini memberikan kesempatan kita agar lebih berani di era canggih ini. Tulisan yg bermanfaat, Tante. Tfs.
BalasHapusgenerasi saat ini harus lebih aktif kalau tidak akan tertinggal jauh karena saat ini teknologi sudah menghadapi resoluvi 4.0
BalasHapuswah harus semakin belajar tentang revolusi industri 4.0 yang serba digital!
BalasHapusBeradaptasi untuk revolusi 4.0 adalah wajib. Siapapapun yang betah dalam kondisi stagnan akan tertinggal dengan sendirinya karena kemajuan zaman begitu pesat.
BalasHapusRevolusi 4.0 ini sedang hangat terjadi di berbagai belahan dunia, segala kemajuan super kian bertingkat secara ga langsung bisa mengefisiensikan sumber daya diiringi kinerja tinggi
BalasHapusKemajuan technologi mmg punya peran sgt besar dalam hal kemajuan zaman. Perlu persiapan dan aktif utk menghadapi Resolusi 4.0 ini kalau kita tdk mau ketinggalan
BalasHapusBegitulah teknologi, kemajuannya melesat tak terbendung. Terpentng adalah sikap kita dalam memanfaatkannya untuk semaksimal kebaikan dan tetap waspada pada efek negatifnya.
BalasHapussebelum era 4.0 udah ngeblog dan mantengin youtube buat liat cover lagu, main mrc- friendster, eh gak nyangka sampai sejauh ini bisa melakukan apapun lewat teknologi
BalasHapusSemoga revolusi Industri 4.0 ini terus didukung pemerintah tanpa ada pembatasan ya. Mati gaya deh pas internet dibatasi.
BalasHapus