Yuks, Berdayakan Sampah dengan Cermat
Sampah??? Jijik deh..
Bener kan, jika sampah memang hal yang paling menjijikkan
dan membuat datangnya penyakit.
Great.. Bener bangeudh
Nah, dengan kondisi sampah yang menjijikkan tersebut,
akhirnya aku semakin penasaran kenapa sampah kok dirasa tidak berarti ya..
‘Gayung bersambut’ akhirnya datanglah kesempatan bahwa diadakan sebuah
pemberdayaan untuk sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada Jumat, 26 Oktober 2018.
Tanpa ragu aku mengikuti kegiatan dengan seksama. Kegiatan
yang berdurasi cukup lama yaitu sekitar 5 jam-an sejak pukul 09:00 sampai pukul
14:00 tersebut membuat penasaran diriku untuk mengetahui sebenarnya mau
diapakan sich sampah tersebut.
Ternyata sampah itu bisa dikelola dengan 3R yaitu Reuse,
Reduce dan Recycle. Sebelum berbicara kepada 3R tersebut, mari sejenak memahami
tentang apa itu sampah. Sampah menurut
WHO diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Sedangkan menurut UU RI No. 18 tahun 2008 tentang persampahan
yaitu bahwa sampah berarti sisa kegiatan manusia sehari-hari dan/atau proses
alam yang berbentuk padat.
pak Suudi menjelaskan tentang Pengelolaan Sampah dengan 3R (dokpri) |
Pengertian tentang sampah tersebut dijelaskan dengan
gamblang oleh Kadin Lingkungan Kota Bekasi yaitu Pak Suudi. Pak Suudi
melanjutkan bahwa dalam memandang tentang sampah sebaiknya perlu cermat
memahami dengan jeli terhadap sampah. “Kita adalah produsen sampah” begitu
ucap pak Suudi selaku pemateri pertama tentang Pengelolaan Sampah dengan 3R.
Pak Suudi dalam penjelasannya juga menjelaskan bahwa sampah
yang dibuang di sembarang tempat dapat menjadi sumber permasalahan sosial.
Permasalahan sosial yang kerap timbul yaitu adanya bau yang tidak sedap
sehingga berakibat saling menyalahkan antar sesama. Hal ini tentu akan berefek
tidak baiknya hubungan bersama masyarakat.
Dilanjutkan oleh pak Suudi bahwa sebaiknya manusia Indonesia
perlu mengubah paradigma tentang sampah yaitu bahwa: Dari kebersihan menjadi
pengelolaan, dari sentralisasi menjadi desentralisasi, hingga dari
kebergantungan menjadi partisipasi.
Tak berselang lama kembali pak Suudi menjelaskan bahwa
sampah perlu dipilah untuk menjaga kesehatan bagi masyarakat Indnonesia. “67%
sampah berupa organik dan 32,8 berupa sampah an organik. Dari sampah organik
akan diolah untuk dibuat kompas, sedangkan sampah anorganik dikelola dengan
sistem 3R. Hal ini dilakukan agar mengurangi timbunan sampah dan bisa
menghasilkan uang. ”
Berbeda halnya dengan yang disampaikan pak Suudi. Ada sebuah
paradigma baru bukan sekedar 3R menurut penjelasan dari Ir. Themy Kendra Putra,
M.Si. Pak Themi, sapaan akrabnya, lebih menjelaskan tentang pengembangan bank
sampah ramah lingkungan menuju teknologi informasi.
Pak Themy yang juga sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi menjelaskan bahwa bukan saja sampai 3R namun sampai 5R:
Pak Themy Memberikan Materi 5R (dokpri) |
Pak Themy yang juga sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi menjelaskan bahwa bukan saja sampai 3R namun sampai 5R:
- Reuse (penggunaan kembali)
Reuse dimaksudkan yaitu suatu aktivitas dalam menggunakan
kembali material atau bahan yang masih layak untuk digunakan kembali. Sebagai
contoh yaitu bekas botol bekas digunakan kembali untuk lampu hias atau tempat
alat tulis bahkan vas bunga yang cantik.
Reuse dengan memberdayakan barang bekas menjadi berarti |
- Reduce (mengurangi)
Maksud dari reduce ini yaitu mengurangi pemakaian suatu
barang atau pola perilaku manusia yang dapat mengurangi produksi sampah, serta
tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Dalam hal reduce ini yaitu
mengurangi penggunaan barang-barang yang tidak bisa di daur ulang. Contoh
sederhana dari reduce ini yaitu saat belanja tidak membawa plastik untuk
kantong belanja, namun membawa tas belanja sendiri. Bisa juga penggunaan reduce
ini yaitu menghindari penggunaan air mineral sekali pakai, namun diganti dengan
botol minum reduce sendiri.
- Recycle (Mendaur ulang)
Sedangkan untuk Recycle yaitu kegiatan untuk mengolah
kembali (mendaur ulang). Maksudnya yaitu dengan memanfaatkan barang bekas
dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut dan bernilai
ekonomi. Sebagai contoh dalam hal ini yaitu memanfaatkan dan mengolah sampah
organik untuk diijadikan pupuk kompos. Bisa juga dengan memanfaatkan barang
bekas untuk dijadikan kerajinan, dan lain sebagainya.
- Replace (penggantian)
Yaitu sebuah kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang
atau memakai barang alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat
digunakan kembali. Kegiatan ini bisa mengubah kebiasaan seseorang yang
mempercepat produksi sampah.
- Replant (penanaman kembali)
Kegiatan penanaman kembali biasa disebut dengan reboisasi.
Hal ini biasanya dilakukan yaitu dengan kegiatan reboisasi hutam mangrove dan
tanaman produktif untuk mengurangi global warming.
Jika di Kota Bekasi berdasarkan program dari Walikota bahwa
1 RW 1 bank sampah, namun bagi warga Jakarta lebih berbeda yaitu program sejak
2015 hingga 2022 ditargetkan bahwa bank sampah bukan saja RW namun lebih kepada
budaya sekolah juga. “diharapkan proses hingga 2022 tercapai 2729 titik bank
sampah di Jakarta melalui RW, dan 4500 bank sampai melalui sekolah yang ada,”
begitu penuturan dari pak Themy.
Konsep dasar dari adanya Bank Sampah yaitu melakukan 5M
yaitu mengurangi sampah, memilah sampah, memanfaatkan sampah, mendaur ulang
sampah, hingga menabung sampah. Berbicara untuk pencapaian bank sampah yang
dicanangkan oleh pemerintah di Bekasi, saya sempat bertemu dengan salah seorang
penggiat bank sampah, bu Ani.
Berbincang bank sampah dengan bu Rani dari penggiat Bank Sampah Surya Sejahtera, ada beberapa
permasalahan yang terjadi terkait produktivitas bank sampah ini diantaranya
yaitu sebagai kerja sosial dan daya dukung pemerintah serta permasalahan sosial
yang ada.
Sebagai penggiat bank sampah bu Rani yang sudah kepala empat tersebut memberikan penjelasan
bahwa memang penggiat bank sampah ini tidak digaji dan sebuah pekerjaan sosial
semata. Dan menurut penuturannya, yang paling menjadi perhatian yaitu bahwa
ada warga masyarakat menganggap bahwa penggiat bank sampah ini sebagai sesuatu
yang rendahan, padahal banyak yang terbantu dengan adanya penggiat bank sampah
yaitu bisa menjadi manusia yang bijak dan bersih dalam menaati lingkungan.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa ‘kebersihan
adalah sebagian dari iman’, namun masih banyak yang menganggap remeh pekerjaan
dari penggiat bank sampah. Efek dari banyak celaan banyak juga yang akhirnya
semakin menurun dari penggiat bank sampah. Namun di tahun 2018 ini sudah
kembali mulai bergiat lebih banyak lagi yang mau berkecimpung di bank sampah.
Pemberdayaan bank sampah sebenarnya bisa berdaya guna dengan
adanya hasil berbentuk barang dari adanya bank sampah yaitu seperti tas, ikat
pinggang, topi, tempat wadah untuk air mineral berbentuk gelas, dompet dan lain
sebagainya. Semua pemberdayaan tersebut bisa dilakukan dengan adanya
pemaksimalan dalam hal akses untuk penjualan.
Strategi Peningkatan Penjualan
Dalam hal strategi peningkatan penjualan, kegiatan yang
berlangsung di Hotel Horison Bekasi akhirnya diisi oleh Bu Martha Simanjuntak dari
Indonesian Women Information Technology Awareness (IWITA). Bu Martha sendiri
memberikan penjelasan tentang bagaimana membranding sebuah produk hingga
tercapainya target bisnis yang diupayakan dari adanya proses daur ulang
tersebut.
Bu Martha yang merupakan founder dari IWITA memberikan
pemahaman bahwa dalam hal membranding ada beberapa strategi yaitu harus
dipersiapkan. Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan untuk mebbuat
strategi dalam branding. Diawali dengan tujuan yang akan dicapai, konsistensi,
emosi, fleksibilitas, keterlibatan karyawan, loyalitas, dan kesadaran akan
kompetisi.
Bu Martha dalam hal membranding memberikan sebuah letupan
kata yang dahsyat yaitu “Jangan Menunggu untuk SEMPURNA baru MEMULAI, dengan meMULAIlah
anda bisa SEMPURNA.”
Kata-kata yang digaungkan oleh bu Martha semakin mengena
bagi peserta yang rata-rata berasal dari penggiat bank sampah. Dan akhirnya
tibalah saatnya penggiat bank sampah diberikan sebuah pembagian kelompok untuk
membuat sebuah branding dari hasil bank sampah masing-masing. Saat bekerja
secara kelompok tersebut, para penggiat bank sampah begitu semangat hingga pada
pemaparan business plan dari UKM yang dibuat dari hasil daur ulang sampah
tersebut. Tak ada kata lelah untuk berhenti mencoba, namun dengan mencoba baru
terlihat sebuah makna kelelahan. Seperti itulah seharusnya dalam memberikan
sebuah hasil dari produk bank sampah tersebut.
Mau tahu serunya kegiatan bertajuk Advokasi Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Melalui Pelatihan Daur Ulang Sampah di Kota Bekasi? Yuks cek di sini:
Foto Bareng KSB dengan Bu Martha - IWITA yaa... (dokpri) |
Wefie dengan perwakilan dari KPPPA dulu ya.. (dokpri) |
Komentar
Posting Komentar